Rabu, 05 Maret 2014

Timba dari Atas Langit

Tersebutlah seorang wanita yang bernama Ummu Syarik. Nama aslinya adalah Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Ia seorang wanita bangsawan Quraisy. Ummu syarik masuk Islam saat di Makkah.Setelah masuk Islam ia bertekad untuk menyebarkan dakwah tauhid, meninggikan kalimat Allah "laa  ilaaha illallaah muhammadur rasuulullaah."
Mulailah Ummu Syarik mendakwahi wanita-wanita Quraisy secara sembunyi­-sembunyi. Ia memberikan dorongan-dorongan agar mereka mau masuk Islam tanpa kenal lelah dan jemu.


Lama kelamaan, perbuatan Ummu syarik ini diketahui oleh penduduk Makkah. Penduduk Makkah akhirnya menangkap Ummu Syarik. Mereka berkata, " Jika bukan karena kaummu, sungguh kami
akan berbuat sesuatu padamu. Akan tetapi, kami akan menyerahkan kamu kepada kaummu.”

Maka datanglah keluarga Abu al-Akr (keluarga suami Ummu syarik) dan berkata, "Jangan-jangan engkau telah masuk agamanya (Muhammad)?" Ummu Syarik menjawab, ‘Demi Allah, aku memang telah masuk agama Muhammad". Mereka berkata, "Kami akan menyiksamu dengan siksaan yang pedih."

Lantas mereka membawa Ummu syarik dari rumahnya, dibawalah ia dengan dinaikkan ke atas seekor onta yang lambat jalannya, yang merupakan onta mereka yang paling jelek dan kasar. Di perjalanan itu Ummu Syarik hanya diberi makan dan madu, akan tetapi tidak diberikan setetes air pun. Hingga tiba waktu tengah hari, matahari mulai terasa panas. Mereka lalu menurunkan Ummu Syarik dan menggelar tenda (untuk berteduh). Sedangkan Ummu Syarik, mereka pukuli lalu dibiarkan kepanasan terkena terik matahari. Sampai-sampai Ummu Syarik hampir hilang akalnya, pendengarannya dan penglihatannya. Seperti itulah mereka menyiksa Ummu Syarik selama tiga hari!!

Pada hari ketiga, orang-orang yang membawa Ummu Syarik berkata, ‘Tinggalkan­lah agama yang telah kau yakini!’ Ummu Syarik tidak mengerti lagi ucapan mereka, kecuali satu kata demi satu kata, ia hanya bisa mem­beri isyarat dengan jari telunjuknya mengarah ke atas langit, sebagai isyarat tauhid.
Sungguh berat siksaan yang telah dialami oleh Ummu syarik.

Dalam keadaan seperti itu, ketika sudah demikian berat penderitaan yang ia rasakan, tiba-tiba muncul sebuah timba yang diletakkan di atas dadanya (Ummu syarik saat itu dalam keadaan berbaring), maka Ummu Syarik segera mengambilnya dan meminumnya sekali teguk. Kemudian, timba tersebut terangkat dan menggantung antara langit dan bumi. Ummu Syarik tak mampu meraihnya.

Kemudian, ember tersebut turun kembali kepada Ummu Syarik untuk kedua kalinya, sehingga ia bisa meminum seteguk lagi. Dan timba itu tertarik kembali ke atas, Ummu Syarik melihat ember tersebut tergantung antara langit dan bumi. Hingga kejadian itu terulang kembali untuk yang ketiga kalinya. Maka Ummu Syarik minum hingga kenyang dan air di dalam timba itu ia guyurkan ke kepala, wajah dan bajunya.

Orang2 yang membawa Ummu Syarik lalu keluar dan melihatnya, mereka keheranan dan berkata," Dari mana engkau dapatkan air itu wahai musuh Allah??" Ummu Syarik menjawab, "Sesungguhnya musuh Allah bukanlah aku! Akan tetapi musuh Allah adalah orang yang menyimpang dari agama-Nya. Adapun pertanyaan kalian dari mana air itu, maka itu adalah rezeki yang Allah ianugerahkan kepadaku."

Mereka bersegera menengok ember mereka dan mereka dapatkan ember tersebut masih tertutup rapat belum terbuka (yang berarti timba Ummu Syarik bukan berasal dari ember kepunyaan mereka). Melihat kejadian menakjubkan itu lantas berserulah mereka, "Kami bersaksi bahwa Rabbmu adalah Rabb kami dan kami bersaksi bahwa yang telah memberikan rezeki kepadamu di tempat ini setelah kami menyiksamu adalah Dia Yang Mensyari’atkan Islam.”

Akhirnya, masuklah mereka semuanya ke dalam agama Islam dan semuanya berhijrah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka mengetahui keutamaan Ummu Syarik atas mereka dan apa yang telah dilakukan Allah terhadapnya.

*** Bahan renungan untuk kita semua, agar bisa mengambil ibroh dari sebuah perjalanan keimanan seo shohabiyyah sholihah, agar masing2 kita bercermin, sdh sejauh apakah ketangguhan hati kita, dl mengarungi ujian keimanan yg Dia berikan...

(Diceritakan kembali dr Kisah-Kisah Pilihan Untuk Anak Muslim jilid 4, karya Ummu Usamah 'Aliyyah & Ummu Mu'adz Rofi'ah dkk, dari kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mandi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy­Syalabi)

Tidak ada komentar: