Minggu, 02 Maret 2014

Mutiara Salaf

1. Berkata sufyan ats tsauri rohimahullah: 

“wahai saudaraku, janganlah kalian berkeinginan (iri) terhadap ahlu syahwat dengan syahwat mereka, dan jangan pula seperti apa yang mereka terbalik dlm memahami nikmat.  Sesungguhnya di hadapan mereka ada suatu hari dimana tergalincir pada hari itu kaki kaki, menggigil badan badan, dan berubah warna warna (raut muka), dan akan lama berdiri (menanti hisab), akan berat pada hari itu perhitungan, dan berserak di dalamnya hati hati hingga mencapai kerongkongan. Maka wahai yg memiliki hati, apa bagianmu dari penyesalan atas apa yang telah menimpa dari syahwat syahwat ini?” (hilyatul auliya’ 7/24)



2. Fudhoil bin ‘Iyadh suatu hari bertanya kepada seorang laki laki : “Berapa umurmu telah berlalu?”
Dia menjawab : “60 tahun”.
Fudhoil berkata :”Engkau selama 60 tahun berjalan menuju Rabbmu dan engkau hampir mencapainya”
Lelaki itu berkata “Innalillaahi wainnailaihi raji’uun”.
Fudhoil bertanya :”Apakah kau tahu maknanya?
Engkau telah mengatakan: “Sesungguhnya kita hamba Allah semata, dan kepadaNyalah kita kembali. Barang siapa telah mengetahui bahwa dirinya hamba Allah dan hanya kepadaNyalah dia kembali, maka hendaknya dia juga mengetahui bahwa dia akan berdiri dihadapanNya, barangsiapa mengetahui dirinya akan berdiri dihadapanNya, ketahuilah bahwa dia akan ditanya, maka persiapkanlah jawaban untuk pertanyaan pertanyaan tersebut”.
Lelaki itu bertanya,”Lalu bagaimana jalan keluarnya?”
Fudhoil menjawab : “Mudah”
Dia bertanya lagi : “Apa itu?”
Fudhoil menjawab : “Perbaikilah kehidupanmu yang masih tersisa, semoga Allah mengampuni apa apa yang telah lewat. Sebab,sesungguhnya apabila engkau berbuat jelek pada masa-masa yang tersisa ini, engkau akan dibalas dengan perbuatan perbuatanmu yang kamu lakukan dulu dan pada masa-masa yang tersisa ini.”
(Jami’ululmul hikam halaman 519)

3. Abu Sulaiman Ad-Darniy berkata:
“Barang siapa mensucikan diri, maka dia aka diberi kesucian itu, dan barang siapa mengotori diri, maka kotoran itu akan diberikan kepadanya. Barang siapa melakukan kebaikan pada malam harinya, maka dia diberi perlindungan pada siang harinya, dan barang siapa melakukan kebaikan pada siang harinya, maka dia diberi perlindungan pada malam harinya. Barang siapa mengabaikan Alah karena syahwat didalam hatinya, maka Allah berhak untuk menyiksa hatinya."
(Raudhah Al-Muhibbin wannuzzah Al Mustaqin Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

4. Al Husain bin Muthair berkata :
“Bersihkan dirimu dari segala urusan,

agar setelah itu tiada nafsu yang tersimpan,

jangan dekati segala urusan yang haram,

sirna kenikmatannya dan kepahitannya terpendam."
(Raudhah Al-Muhibbin wannuzzah Al Mustaqin Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

5. Sufyan Atsauri :
“Kenikmatan yang diharamkan begitu cepat sirna

Dosa dan cela tetap melekat selama lamanya

Akibat keburukan tetap terlihat nyata

Tiada artinya kenikmatan yang disusul neraka”
(Raudhah Al-Muhibbin wannuzzah Al Mustaqin Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah)

6. Seseorang berdiri dihadapan Asy-Syibliy, seraya berkata, “Apakah kesabaran yang paling berat dimata orang-orang yang sabar”,
Dia menjawab, “Kesabaran karena Allah”
Orang itu berkata, “Bukan”
Asy-Syibliy menjawab, “Kesabaran untuk Allah”
“Bukan” kata orang itu
“Kesabaran beserta Allah” Jawab Asy-Syibliy
“Bukan”
“Kalau begitu apa?” Tanya Asy-Syibliy
Orang itu menjawab, “Kesabaran menunggu bersua Allah”
Seketika itu pula Asy-Syibliy menjerit karena kaget
(Raudhah Al-Muhibbin wannuzzah Al Mustaqin Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah)

Tidak ada komentar: