Asy-Syaikh Shalih As-Suhaimy hafizhahullah
Penanya: Ada penanya yang mengatakan bahwa dia menikahi 2 orang istri…
Asy-Syaikh: Maasya Allah…
Penanya: Masalahnya wahai Syaikh,
ketika istri pertama mengetahui saya menikah lagi maka dia mengumumkan
perang terhadap saya, padahal saya juga tidak mau mencerai istri baru
saya, maka apa yang harus saya lakukan?
Asy-Syaikh:
Yang pertama: semoga Allah membalasmu dengan kebaikan
atas usahamu menghidupkan sunnah yang manusia mulai mematikannya.
Tetapi saya ingin menasehati dirimu dan orang-orang yang semisal
denganmu yang senang melaksanakan poligami dan menerapkan sunnah ini:
Pertama: hendaknya engkau telah siap dari semua sisi, baik secara materi, maknawi, mental, tempat tinggal dan yang lainnya,
karena kami pernah merasakan hidup di masa yang sedikit susah, karena
dahulu ayah kami awalnya menempatkan para istrinya di satu rumah. Saya
ingat bahwa dahulu para istri ayah saya –semoga Allah merahmati beliau–
mereka tinggal di satu kamar ketika saya masih kecil. Hanya satu kamar
karena kami tidak memiliki kecuali satu kamar saja. Kemudian menjadi dua
kamar, namun kamar mandi dan dapurnya masih satu. Dan ketika beliau
wafat, dapur kami masih tetap satu. Yang menjadi pelajaran dari kisah ini adalah hendaknya seorang muslim berusaha sekuat tenaga untuk bersikap hati-hati sebelum melakukan segala sesuatunya,
sama saja apakah ketika menikah dengan istri yang pertama, kedua,
ketiga dan keempat. Hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
bersikap hati-hati.
Kedua: Hendaknya dia mampu bersikap adil dan siap menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi, karena poligami bukan perkara yang gampang. Saya tidak bermaksud untuk mengesankan kepada kaum
Muslimin bahwa itu adalah sesuatu yang sulit. Tidak demikian, poligami
perkaranya mudah bagi siapa saja yang diberi taufik oleh Allah Azza wa
Jalla dan dia menempuh sebab-sebab yang disyariatkan sebagai persiapan
baginya.
Kemudian sebagian manusia mereka memiliki cara tersendiri
yang terkadang merugikan dirinya sendiri dan merusak pernikahannya
karena dia menikah tanpa sepengetahuan istri pertama. Kalau hal itu
sebelum melakukan akad mungkin saja engkau tidak memberi tahu istri
pertama karena khawatir akan terjadi masalah. Tetapi setelah engkau
selesai melakukan akad, siaplah menghadapi semua urusanmu dan
beritahukanlah kondisimu.
Berikutnya tempuhlah cara-cara yang baik dalam
menghadapi istri pertama dan kesankanlah bahwa engkau tetap menghargai
dan memuliakan, dan mencintainya. Dan jika engkau masuk ke rumah salah satu istrimu maka jangan sekali-kali engkau membicarakan kelebihan atau keadaan rumah istrimu yang lain. Jika engkau masuk ke salah satu rumah istrimu maka jadikanlah suasananya seakan-akan engkau hanya hidup di rumah itu saja.
Bersikaplah yang adil karena sikap yang adil sangat
penting. Aturlah urusanmu, berbuatlah yang adil, dan bersikaplah yang
lembut kepada mereka, bicaralah dengan mereka secara halus, dan temuilah
ke istri pertama yang melancarkan perang terhadapmu, ucapkanlah salam
kepadanya. Bersikaplah yang lembut kepadanya dan tenangkan dirinya,
yaitu mendekatlah kepadanya dengan kata-kata yang baik dan kesankan
kepadanya bahwa cintamu kepadanya tidak berubah dan seterusnya.
Jadi berusahalah sekuat tenaga dan mintalah bantuan kepada
keluarganya jika keluarganya termasuk orang yang mau membantumu, dan
juga mintalah bantuan setelah kepada Allah Azza wa Jalla kepada
orang-orang yang baik dari mereka. Berikan kesempatan mereka untuk bisa
menemuinya dan mintalah agar mereka menasehatinya dan mengarahkannya.
Berbuatlah yang adil karena perkara yang paling penting adalah sikap
yang adil, serta mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla. Dan
jangan sekali-kali engkau berusaha mendapatkan keridhaannya dengan cara
mencerai istri yang kedua.
Kalau perkaranya tidak juga membaik maka pisahlah tempat
tinggal mereka dan tempatkanlah masing-masing di tempat tersendiri serta
jauhkanlah salah satu dari yang lainnya hingga tidak ada tempat atau
cara yang bisa menimbulkan persaingan. Bersungguh-sungguhlah engkau
dalam menerapkan syariat dan bergembiralah insya Allah. Mungkin engkau
bisa menemui saya di perpustakaan dan saya akan memberimu pengarahan
khusus insya Allah Ta’ala, besok atau lusa. Maksudnya suruhlah orang
yang bertanya tersebut ke perpustakaan dan insya Allah saya akan
memberinya pengarahan khusus dalam masalah ini.
(Sumber: http://forumsalafy.net/?p=2248)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar